Shareaholic

Shareaholic - related post

Sunday, October 11, 2015

APD - Alat Pelindung Telinga


Alat pelindung diri (APD), hampir semua dipakai pada bidang pekerjaan, baik industri, kontraktor, manufaktur, hingga jasa. Penggunaan APD kini telah menjadi standar wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap perusahaan sebagai penerapan standar K3.


Banyak jenis-jenis dari APD, terutama yang digunakan untuk tubuh, diantaranya ; alat pelindung kepala, alat pelindung muka / mata, alat pelindung telinga, alat pelindung badan, alat pelindung tangan, alat pelindung kaki, hingga pakaian kerja. Keseluruhan dari APD tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan kerja untuk menghindarkan dari resiko akibat kerja.
Pada tema ini, kita akan membahas mengenai alat pelindung diri (APD) yang digunakan pada telinga, penggunaan APD ini memberikan pengaruh pelindungan terhadap bagian tubuh yang cukup vital karena menyangkut dengan indera yang dimiliki oleh manusia, dan tentunya dibarengi dengan APD lain. Penggunaan alat pelindung diri pada telinga ini merupakan item yang paling banyak digunakan dalam berbagai bidang pekerjaan.

JENIS-JENIS DAN STANDAR SPESIFIKASI PADA ALAT PELINDUNG TELINGA.
Berdasarkan jenisnya, alat pelindung telinga dibedakan menjadi 2, yaitu :

   1. Ear plug. 
Ear plug adalah alat pelindung telinga yang digunakan dengan cara dimasukkan pada bagian luar dari lubang telinga. Berdasarkan bahannya, ear plug ada yang terbuat dari foam / busa / spons, dan ada yang terbuat dari bahan karet (rubber).
Sesuai dengan fungsinya, ear plug melindungi telinga dari pengaruh kebisingan lingkungan sekitar, sehingga dengan dipakainya alat ini, mampu mencegah terganggunya fungsi telinga akibat dari pengaruh kebisingan tersebut.
Gb. Ear plug karet
Berdasarkan standar, penggunaan Ear plug dapat mengurangi intensitas suara (tingkat kebisingan suara) hingga menjadi 24 – 32 dB (desiBel) pada ear plug berbahan foam, sedangkan pada ear plug berbahan karet, dapat mengurangi intensitas suara hingga menjadi 15 – 28 dB dari kondisi kebisingan sebenarnya.
Gb. Ear plug foam
                             
Selain bahan spons dan karet, ear plug juga ada yang terbuat dari bahan lilin, dengan penggunaan yang bersifat sekali pakai.

   2. Ear muff.
Sedikit berbeda dengan ear plug, Ear muff memiliki model lebih besar seperti head set yang biasa dipakai untuk mendengarkan musik, sehingga secara tidak langsung kemampuan dalam meredam pada Ear muff lebih baik daripada ear plug.

Meskipun memiliki tingkat peredaman suara yang berbeda, Ear muff belum tentu dikatakan lebih baik, karena dalam hal ini penggunaan alat pelindung telinga harus menyesuaikan dari kondisi pekerjaan yang dilakukan. Penggunaan alat pelindung telinga yang tidak sesuai pada peruntukannya, dapat menyebabkan terganggunya pekerjaan akibat komunikasi antar pengguna yang kurang maksimal. Selain itu, penggunaan ear muf juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit dari biaya operasional, karena Ear muff pastinya lebih mahal dari ear plug.
Berdasarkan standar yang berlaku, Ear muff memiliki kemampuan untuk mengurangi intensitas suara dari lingkungan sekitar hingga menjadi 20 – 38 dB. Pada jenisnya, Ear muff diciptakan menjadi 3 model, yaitu :
- Head band Ear muff

- Neck band Ear muff. &

- Cap attachable Ear muff.

Gb. Neck band, Head band & Cap attachable muff.

Jadi, alat pelindung telinga jenis apa yang sebaiknya saya kenakan?
 
Untuk menjawab pertanyaan ini Anda terlebih dahulu harus mengetahui tingkat kebisingan di tempat kerja, serta jenis pekerjaan yang Anda lakukan. 
Ear muff lebih nyaman digunakan dalam jangka waktu lama dibandingkan ear plug. Tetapi ear muff yang model head band tidak bisa digunakan bersamaan dengan helm safety dan tidak akan nyaman jika digunakan bersama kacamata safety.
Jika tingkat kebisingan sangat tinggi, Anda bisa menggunakan perpaduan ear muff dan ear plug sekaligus.

Dapatkan produk ear muff dan ear plug di AJBS Home Centre.

AJBS Home Centre bisa Anda kunjungi di Kota Surabaya, Semarang, Gresik, dan Sidoarjo.





No comments:

Post a Comment